Sunday, October 5, 2008
Inovasi MySpace Mempertahankan Eksistensi di Dunia Maya
Tambah Fitur Bebas Share Lagu Antarpengguna MySpace adalah salah satu situs social network yang memberi porsi khusus untuk musik. Sejak 25 September 2008, mereka menambah layanan musik dengan menjual lagu secara digital. Ingin menjadi iTunes killer? Atau ingin kembali meraih predikat situs social network nomor satu?-----------MySpace kali pertama berdiri pada 2003. Saat itu, situs social network sedang marak-maraknya. Friendster, yang muncul sejak 2002, masih menjadi raja ranah pergaulan maya ketika itu. Namun, dengan segera MySpace menarik perhatian. Sebab, konten yang disuguhkan cukup komplet. Mulai tampilan profil pribadi, grup, blog, foto, sampai peluang meng-upload lagu dan video.MySpace juga punya fasilitas khusus untuk musisi. Mereka bisa membuat profil khusus yang mencantumkan genre musik. Musisi itu juga boleh memajang lagu ciptaanya pada halaman account. Maksimal enam track. Dalam perkembangannya, MySpace menjadi lahan promosi gratis. Banyak musisi yang menjadikan situs maya itu sebagai media "propaganda". Beberapa di antaranya adalah OneRepublic, band rock alternatif Paramore, serta Lily Allen.Pada Juni 2006, MySpace berhasil menggeser popularitas Friendster. Ia menjadi situs social network dengan pengguna terbanyak. Sayang, sukses itu tidak bertahan lama. Kemunculan Facebook yang fenomenal membuat MySpace kembali terjungkal. Sejak April 2008, gelar situs social network nomor satu diduduki Facebook.Pamor MySpace pun sedikit meredup. Namun, para kreator situs social network pimpinan Tom Anderson itu tak tinggal diam. Pada 25 September lalu, mereka merilis layanan terbaru dengan titel MySpace Music. Fasilitas baru itu membuat layanan musik yang disajikan MySpace makin komplet. Pengguna bisa mendengarkan musik secara gratis serta playlist personal sebanyak-banyaknya. Tiap playlist bisa diisi hingga 100 lagu dan bisa dipublikasikan maupun untuk didengarkan sendiri. Lagu-lagu dalam playlist juga bisa di-share dengan sesama pengguna. Hampir mirip situs social network Multiply."Ada banyak orang yang suka mendengarkan musik, tapi tidak ingin membeli lagu. Kami harus sadar bahwa ada model bisnis baru yang memanjakan pengguna, namun tetap menguntungkan bagi label dan artis," ujar Rio Caraeff, pimpinan sektor penjualan digital Universal Music, yang bekerja sama dengan MySpace Music.Selain Universal Music Group, MySpace Music bekerja sama dengan beberapa label, seperti Warner Music, Sony BMG Music Entertainment, EMI Music, Sony ATV/Music Publishing, dan The Orchard.Pengguna hanya diminta membayar jika ingin memindahkan lagu dari MySpace ke pemutar media portabel (PMP). Lagu berformat MP3 itu dijual lewat Amazon MP3 store seharga USD 0,79 (sekitar Rp 7 ribu) per lagu. Asyiknya lagi, lagu yang dijual bebas dari digital rights management (DRM). Pemilik lagu pun bisa menggandakan lagunya berkali-kali. Dengan fasilitas baru itu, MySpace berpeluang menggusur dominasi iTunes di ranah penjualan musik digital. Namun, MySpace menolak anggapan tersebut."Kami melihat ini sebagai usaha komplementer untuk apa yang telah dilakukan Apple (dengan iTunes). Kami menyediakan lebih banyak kemudahan untuk pemilik perangkat musik digital (dengan fitur bebas DRM)," ujar Chris DeWolfe, CEO Myspace. "Kami rasa, ini bisa menciptakan ekosistem yang bagus bagi musisi dan label untuk menghasilkan keuntungan lebih banyak," imbuh DeWolfe.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment