Sunday, October 5, 2008
Diriku dan Mimpi Itu
Kali ini aku terdiam, terperanjat, tak berkutik. Denting detik jam seakan mengejarku. Aku masih diam dengan mata terbelalak, mulut yang sedikit terbuka, dan wajah yang tampak tegang.''Kau kenapa?'' tanya seorang temanku. ''Tak apa,'' jawabku. Otakku terus berputar mengingat mimpi semalam yang terasa menakutkan. Otakku pun mulai membuka kejadian semalam dan mimpi-mimpi semalam yang tercantum di dalamnya. Semalam aku mengutak-atik HP-ku yang tampak tak istimewa hingga aku tertidur dengan setengah kesadaranku yang masih terambang jelas.Tiba-tiba dengan mata terpejam dan kesadaran yang hanya separo terbuka. Aku mendengar teriakan orang yang seakan tersiksa. Kututup telingaku, aku merasa sangat takut. Lalu ketakutanku ditambah dengan lemariku yang tiba-tiba terbuka, mengeluarkan cahaya putih, suara-suara aneh mulai bermunculan bergantian. Lemariku pun tertutup. Kemudian disambung dengan datangnya seorang wanita, wajahnya sangat mirip ibuku, memakai ''daster'' panjang berwarna pink pudar dengan renda di tepinya. Entah mengapa, aku langsung peluk dia dan aku meminta maaf padanya, seakan-akan aku yakin dia adalah ibuku.Tiba-tiba separo kesadaranku yang lain ikut terbuka dan semakin menyadarkanku. Aku terbangun dan mengutak-atik HP-ku kembali, mengecek kotak masuk, dan berharap ada 1 pesan tertinggal untuk menghiburku yang sedang ketakutan. Namun, harapanku tak tersampai.Kepalaku terasa pusing setelah mengingatnya. Tanpa kusadari, aku telah melamun dengan pikiran kosong dan tiba-tiba saja air mata menetes dan semakin deras. Aku pun tak tahu apa yang harus kutangisi.Aku terduduk dan menutup mukaku dengan kedua tanganku. Aku pun mulai menangis dan merasakan kepalaku yang pusing karena ingatan yang mengerikan. Melihat sang kekasih datang, sungguh tak menghiburku. Dia pun mendekatiku dan mulai merangkul tubuhku yang teras lemas. ''Kamu sakit?'' tanyanya lembut. Aku mulai melepas kedua tanganku dan bangkit dari kesedihanku untuk aku bagikan padanya. ''Aku agak pusing,'' jawabku lemas. ''Kamu istirahat aja di UKS!'' sarannya halus. ''Nggak usah deh.. toh sekolahnya habis ini juga mau pulang,'' jawabku menolak. ''Ya udah dech, aku tinggal dulu ya..''Kali ini, kurasa aku tahu mengapa aku menangis. Tiba-tiba sekilas firasat tebersit dalam benakku ''Aku akan menemui ajalku.'' Aku tersentak kaget dengan firasat dalam benakku. Aku langsung berlari dan mulai menangis lagi, kali ini makin deras. Aku mencari pacarku, berharap dia bisa menenangkanku, tanpa peduli orang melihatku aneh dan asing. Akhirnya, aku menemukannya dan mulai menangis di pelukannya. ''Kamu kenapa?'' tanyanya bingung, namun masih menampakkan kelembutannya. Aku pun mulai menceritakan semuanya. Dia menanggapi dengan percaya padaku dan mulai menenangkanku. Dia pun meyakinkanku bahwa itu hanya mimpi, hanya bunga tidur. Aku pun sedikit tenang.Bel sekolah tiba-tiba berbunyi, menandakan semua pelajaran telah selesai dan semuanya pulang. Kulihat teman-temanku berhamburan keluar. Namun, tanganku masih belum terlepas dari lengan pacarku. Aku masih ketakutan. Mobil yang menjemputku telah datang, mau tidak mau aku harus melepas tanganku dari lengan kekasihku. Aku buka pintu mobil dan kembali menengok kekasihku dengan cemas, seakan itu pandangan terakhir dariku untuknya. Aku masuk, kututup pintu mobil, kubuka jendela, dan kulambaikan tangan pada kekasihku. Belum lama mobilku berjalan, tiba-tiba sebuah truk menyusul mobilku kencang. Mobilku tertabrak dan tak ada yang selamat. Aku menemui ajalku, hujan mengguyur seakan ikut bersedih. Akhirnya, mimpi itu jadi kenyataan dan jadi sebuah firasat. Apa boleh dikata, aku telah tiada. Namun, kasih dan cintaku akan tetap mengalir untuk orang-orang yang kusayangi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment