Kangen sama Mantan, Kenang dalam Hati Rasa kangen bukanlah bencana tsunami yang bisa diperkirakan datangnya. Rasa kangen juga bukan penyakit "ecek-ecek" yang bisa dengan mudah diobati. Ketika rasa (atau bisa juga disebut penyakit) itu tiba, hanya ada satu penawar: bertemu objek yang dikangeni.Ya... kalau memang sang objek kangen masih bisa diraih sih nggak masalah. Tapi, kalau ternyata objek itu sudah tak terjangkau alias unreachable? Lain lagi ceritanya. Kangen mantan pacar, contohnya.Dari hasil jarahan pendapat, terkuak bahwa ternyata sebagian besar responDet (53,4 persen) pernah kangen pada mantan masing-masing. Karena sudah bukan lagi pacar, akhirnya yang paling sering dilakukan responDet adalah mengenang dalam hati (43,8 persen). Ada juga sih yang nggak bisa nahan kangen, terus SMS (38,4 persen). Yang lain lebih berani, nekat telepon (10,3 persen).ResponDet pertama yang hanya bisa mengenang dalam hati adalah Nova Kristanti. Pelajar SMAN 9 Surabaya itu adalah anggota tim yel-yel sekolahnya. Di DBL (DetEksi Basketball League) 2007, sang mantan selalu menonton ketika Nova beraksi. Sayang, di DBL 2008, hal tersebut tidak terjadi lagi. Sebab, mereka udah nggak bersama."Kalau lagi tampil, selalu kepikiran dia. Apalagi, dulu putusnya nggak baik-baik," ungkap Nova. Tapi, penggemar nonton televisi itu nggak mau terlibat obrolan lagi dengan sang mantan. Akhirnya, dia cuma memendam rasa kangen dalam hati. "Biasanya nggak lama kok. Nanti juga lupa lagi," sambungnya.Sulit memang menerima kenyataan bahwa pasangan udah nggak bisa lagi diajak pegangan tangan. Apalagi, kalau tiap hari masih teringat hal yang sering dilakukan bareng. Huda Abdurrahman dari SMPN 17 Surabaya ngerasain hal itu.Jarak rumah Huda ke rumah mantannya tidak terpaut jauh. Setiap perjalanan ke sekolah, dia pasti lewat rumah sang mantan. "Kalau lewat situ, jadi ingat pas ke sekolah bareng-bareng dulu," cerita Huda.Setelah putus, Huda cuma bisa mengenang rute jalanan yang pernah mereka lewati. "Males aja kalau mau nelepon. Bingung mau ngomongin apa," lanjutnya.Karina Mundiratu punya tradisi beda. Kalau udah kangen, dia sering nggak bisa nahan. Tapi, mau ketemu malu juga. Yang sering dipilih Karina akhirnya SMS-an. "Waktu itu, aku inget mantanku karena lihat orang yang mirip banget sama dia. Ya gitu, tiba-tiba kangen. He he he. Akhirnya aku SMS mantanku. Jadi, SMS-an deh kami," ujar pelajar SMPN 1 Surabaya itu.Beda sama Dimas Adi yang sehari-hari sekolah di SMAN 14 Surabaya. Kalau rasa kangen udah nggak bisa ditahan, Dimas langsung menelepon. Meski, dia sering bingung mau ngomong apa. "Pokoknya bisa dengar suara mantanku aja udah seneng," komennya. (yon/dat)
Sunday, October 5, 2008
Andai Kamu Masih di Sini
Andai Kamu Masih di Sini
Kangen sama Mantan, Kenang dalam Hati Rasa kangen bukanlah bencana tsunami yang bisa diperkirakan datangnya. Rasa kangen juga bukan penyakit "ecek-ecek" yang bisa dengan mudah diobati. Ketika rasa (atau bisa juga disebut penyakit) itu tiba, hanya ada satu penawar: bertemu objek yang dikangeni.Ya... kalau memang sang objek kangen masih bisa diraih sih nggak masalah. Tapi, kalau ternyata objek itu sudah tak terjangkau alias unreachable? Lain lagi ceritanya. Kangen mantan pacar, contohnya.Dari hasil jarahan pendapat, terkuak bahwa ternyata sebagian besar responDet (53,4 persen) pernah kangen pada mantan masing-masing. Karena sudah bukan lagi pacar, akhirnya yang paling sering dilakukan responDet adalah mengenang dalam hati (43,8 persen). Ada juga sih yang nggak bisa nahan kangen, terus SMS (38,4 persen). Yang lain lebih berani, nekat telepon (10,3 persen).ResponDet pertama yang hanya bisa mengenang dalam hati adalah Nova Kristanti. Pelajar SMAN 9 Surabaya itu adalah anggota tim yel-yel sekolahnya. Di DBL (DetEksi Basketball League) 2007, sang mantan selalu menonton ketika Nova beraksi. Sayang, di DBL 2008, hal tersebut tidak terjadi lagi. Sebab, mereka udah nggak bersama."Kalau lagi tampil, selalu kepikiran dia. Apalagi, dulu putusnya nggak baik-baik," ungkap Nova. Tapi, penggemar nonton televisi itu nggak mau terlibat obrolan lagi dengan sang mantan. Akhirnya, dia cuma memendam rasa kangen dalam hati. "Biasanya nggak lama kok. Nanti juga lupa lagi," sambungnya.Sulit memang menerima kenyataan bahwa pasangan udah nggak bisa lagi diajak pegangan tangan. Apalagi, kalau tiap hari masih teringat hal yang sering dilakukan bareng. Huda Abdurrahman dari SMPN 17 Surabaya ngerasain hal itu.Jarak rumah Huda ke rumah mantannya tidak terpaut jauh. Setiap perjalanan ke sekolah, dia pasti lewat rumah sang mantan. "Kalau lewat situ, jadi ingat pas ke sekolah bareng-bareng dulu," cerita Huda.Setelah putus, Huda cuma bisa mengenang rute jalanan yang pernah mereka lewati. "Males aja kalau mau nelepon. Bingung mau ngomongin apa," lanjutnya.Karina Mundiratu punya tradisi beda. Kalau udah kangen, dia sering nggak bisa nahan. Tapi, mau ketemu malu juga. Yang sering dipilih Karina akhirnya SMS-an. "Waktu itu, aku inget mantanku karena lihat orang yang mirip banget sama dia. Ya gitu, tiba-tiba kangen. He he he. Akhirnya aku SMS mantanku. Jadi, SMS-an deh kami," ujar pelajar SMPN 1 Surabaya itu.Beda sama Dimas Adi yang sehari-hari sekolah di SMAN 14 Surabaya. Kalau rasa kangen udah nggak bisa ditahan, Dimas langsung menelepon. Meski, dia sering bingung mau ngomong apa. "Pokoknya bisa dengar suara mantanku aja udah seneng," komennya. (yon/dat)
Kangen sama Mantan, Kenang dalam Hati Rasa kangen bukanlah bencana tsunami yang bisa diperkirakan datangnya. Rasa kangen juga bukan penyakit "ecek-ecek" yang bisa dengan mudah diobati. Ketika rasa (atau bisa juga disebut penyakit) itu tiba, hanya ada satu penawar: bertemu objek yang dikangeni.Ya... kalau memang sang objek kangen masih bisa diraih sih nggak masalah. Tapi, kalau ternyata objek itu sudah tak terjangkau alias unreachable? Lain lagi ceritanya. Kangen mantan pacar, contohnya.Dari hasil jarahan pendapat, terkuak bahwa ternyata sebagian besar responDet (53,4 persen) pernah kangen pada mantan masing-masing. Karena sudah bukan lagi pacar, akhirnya yang paling sering dilakukan responDet adalah mengenang dalam hati (43,8 persen). Ada juga sih yang nggak bisa nahan kangen, terus SMS (38,4 persen). Yang lain lebih berani, nekat telepon (10,3 persen).ResponDet pertama yang hanya bisa mengenang dalam hati adalah Nova Kristanti. Pelajar SMAN 9 Surabaya itu adalah anggota tim yel-yel sekolahnya. Di DBL (DetEksi Basketball League) 2007, sang mantan selalu menonton ketika Nova beraksi. Sayang, di DBL 2008, hal tersebut tidak terjadi lagi. Sebab, mereka udah nggak bersama."Kalau lagi tampil, selalu kepikiran dia. Apalagi, dulu putusnya nggak baik-baik," ungkap Nova. Tapi, penggemar nonton televisi itu nggak mau terlibat obrolan lagi dengan sang mantan. Akhirnya, dia cuma memendam rasa kangen dalam hati. "Biasanya nggak lama kok. Nanti juga lupa lagi," sambungnya.Sulit memang menerima kenyataan bahwa pasangan udah nggak bisa lagi diajak pegangan tangan. Apalagi, kalau tiap hari masih teringat hal yang sering dilakukan bareng. Huda Abdurrahman dari SMPN 17 Surabaya ngerasain hal itu.Jarak rumah Huda ke rumah mantannya tidak terpaut jauh. Setiap perjalanan ke sekolah, dia pasti lewat rumah sang mantan. "Kalau lewat situ, jadi ingat pas ke sekolah bareng-bareng dulu," cerita Huda.Setelah putus, Huda cuma bisa mengenang rute jalanan yang pernah mereka lewati. "Males aja kalau mau nelepon. Bingung mau ngomongin apa," lanjutnya.Karina Mundiratu punya tradisi beda. Kalau udah kangen, dia sering nggak bisa nahan. Tapi, mau ketemu malu juga. Yang sering dipilih Karina akhirnya SMS-an. "Waktu itu, aku inget mantanku karena lihat orang yang mirip banget sama dia. Ya gitu, tiba-tiba kangen. He he he. Akhirnya aku SMS mantanku. Jadi, SMS-an deh kami," ujar pelajar SMPN 1 Surabaya itu.Beda sama Dimas Adi yang sehari-hari sekolah di SMAN 14 Surabaya. Kalau rasa kangen udah nggak bisa ditahan, Dimas langsung menelepon. Meski, dia sering bingung mau ngomong apa. "Pokoknya bisa dengar suara mantanku aja udah seneng," komennya. (yon/dat)
Sumber = DETEKSI-JawaPos (4/10)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment